Tiba-tiba saya dimasukkan dalam tim untuk menulis perkembangan sejarah kota dari kotamadya di mana saya pernah tinggal. Saya diserahi tugas untuk menulis mengenai Pangeran Benawa yang kata mereka risalahnya kurang diketahui orang terlebih oleh generasi terkini kota ini.
Tak ada yang cukup mengenal tokoh itu, begitu pesan yang sampai pada saya. Tulislah apa saja, hanya kamu yang bisa melakukannya. Ngarang juga tidak apa-apa, tambah pesan tersebut.
Itulah pembukaan cerpen yang ditulis oleh Bre Redana dengan judul “Kronik Pangeran Benawa Menurut Jessica” yang menjadi judul buku kumpulan cerpen ini. Karya-karya dalam buku ini ditulis tahun 2020 dalam masa pandemi. Ditegaskan di situ: Saya menerbitkannya lebih dengan semangat untuk berbagi dengan teman-teman untuk mengatasi rasa bosan dalam dunia yang saya rasakan sebagai setengah kiamat. Setiap kali satu karya jadi, teman dekat yang sudi membaca saya kirimi.
Linda Christanty dalam epilog menulis: Membaca Bre melalui cerita-ceritanya, kita merasa berada di antara masa lalu yang terus memanggil dan masa kini yang terus bergerak ke masa depan.