Skip to main content
Cerita

Minak Jingga dan Saya (2)

By February 18, 2021February 19th, 20212 Comments

Terotoktoktoktoktoktok….

Pertempuran sengit terjadi antara para prajurit Majapahit melawan Blambangan. Majapahit dipimpin oleh Patih Sinduro. Dalam misi ini ia diangkat oleh penguasa Majapahit, Ratu Ayu Kencanawungu sebagai senapati peperangan.

Majapahit melabrak Blambangan. Adipati Blambangan, Minak Jingga, dianggap mbalelo. Sebagai bawahan Majapahit, ia tidak lagi sowan kepada ratu. Di tengah kemelut peperangan, berhadap-hadapan Patih Sinduro dengan Minak Jingga.

Patih Sinduro:
Minak Jingga, kuberi kamu kesempatan untuk menyerah sebelum terlambat.

Minak Jingga:
Hiyung… hiyung… hiyung… apa sebenarnya salah hamba.

Patih Sinduro:
Kamu tidak perlu pura-pura tidak tahu. Kamu sengaja mbalelo, tidak lagi menghormati ratu Majapahit. Tidak usah banyak basa-basi. Sekarang menyerahlah untuk kurangket, kuikat, dan kuserahkan kepada ratu.

Minak Jingga:
Hiyung… hiyung… hamba tidak bersedia.

Patih Siinduro:
Kamu tidak bersedia. Berarti melawan perintahku. Berani sama aku?

Minak Jingga:
Tidak berani.

Patih Sinduro:
Kalau tidak berani menyerahlah sekarang.

Minak Jingga:
Ogah…

Patih Sinduro:
Jangan main-main kamu Minak Jingga. Aku bakal tega membunuhmu.

Minak Jingga:
Silakan….

Patih Sinduro hilang kesabaran. Dia meloncat menendang Minak Jingga. Minak Jingga menghindar. Tendangan menemui tempat kosong. Patih Sinduro kalap. Dia cecar Minak Jingga dengan tendangan, pukulan, tapi semua sia-sia. Tidak sabar lagi, Sinduro menghunus keris. Dia tusuk lawan berkali-kali, tapi tidak mempan.

Patih Sinduro menyala, seperti api disiram minyak. Ia marah luar biasa.

Patih Sinduro:
Minak Jingga, kamu jangan main-main. Keluarkan senjatamu. Ayo hadapi aku.

Minak Jingga mengeluarkan senjatanya. Penggada dari besi, warnanya kuning. Dia pukul Patih Sinduro. Seketika Patih Sinduro ambruk.

Minak Jingga bingung, mendekati Patih Sinduro yang terkapar. Dia meraba-raba Patih Sinduro.

Minak Jingga:
Waduh ketiwasan. Hamba tidak sengaja memukul paduka. Mari bangun Patih Sinduro. Lho-lho, kok patih diam saja. Lhah, ini tubuh kok jadi dingin begini. Tidak bergerak. Waduh, patih telah mati. Patih Sinduro mati….

Minak Jingga teriak-teriak. Patih Sinduro tewas, serunya. Peperangan berhenti seketika. Para prajurit Majapahit sadar, mereka telah kehilangan jenderalnya. Serentak para prajurit Majapahit balik badan, kocar-kacir melarikan diri. Prajurit Blambangan mengejar, mengiringi dengan sorak sorai.

Panglima terbaik Majapahit telah gugur di Blambangan.

Bersambung

Join the discussion 2 Comments

Leave a Reply